Pena sejarah seolah enggan berhenti untuk mengisahkan keberanian para pemuda Indonesia. Peran kaum muda tidak berhenti sampai disitu. Setelah proklamasi kemerdekaan setidaknya sejarah mencatat dua momentum perubahan kekuasaan politik yang tidak dapat lepas dari kisah para pejuang pemuda, yaitu momentum kelahiran orde baru 1966 dan gerakan reformasi 1998.
Kelahiran orde baru dilatarbelakangi oleh kenyataan bahwa pemerintah terlalu fokus pada persoalan politik dan menelantarkan kesejahteraan rakyat. Gerakan reformasi 1998 juga dilatarbelakangi oleh kenyataan semakin lebarnya jurang ekonomi antara segelintir orang dekat penguasa dengan sebagian besar rakyat Indonesia.
Mari kita renungkan semangat berkorban yang dinyatakan oleh bapak Ir.soekarno lewat pidato pembelaannya, Indonesia menggugat :
Gambar : Ir.soekarno Presiden RI pertama
"Memang tanah air Indonesia, bangsa Indonesia, Ibu Indonesia, adalah mengharap dari semua putra dan putrinya pengabdian yang demikian itu, penyerahan jiwa raga yang tiada batas, dengan hati suci dan hati yang ikhlas. Putra dan putri Indonesia haruslah merasa sayang, bahwa mereka untuk pengabdian ini, masing-masing hanya bisa menyerahkan satu badan saja, satu roh saja, satu nyawa saja, dan tidak lebih."
~goresan pena~
"Sumpah pemuda bukan sekedar deklarasi komitmen untuk bertanah air, berbangsa, dan berbahasa Indonesia. Sumpah pemuda adalah sebuah semangat dalam menyadarkan diri serta jiwa bahwa kepentingan bangsa harus diletakkan diatas kepentingan pribadi, golongan, dan kelompok. Revitalisasi semangat kaum muda bersatu untuk melawan kejahatan korupsi adalah agenda yang tidak dapat ditunda-tunda lagi."
Ir.soekarno, Mohammad Natsir, Tan Malaka, dan Mohammad hatta memiliki latar belakang pemikiran dan ideologi yang berbeda-beda. Namun, di antara mereka terdapat satu kesamaan. Gerakan politik yang mereka pelopori tidak didorong oleh ambisi pribadi. Mereka sama-sama terinspirasi oleh mengenaskannya kehidupan rakyat sebagai akibat dari penindasan kekuasaan penjajah. Mereka digerakkan oleh keinginan bersama untuk mencapai kemerdekaan Indonesia guna membuka jalan menuju tercapainya kesejahteraan seluruh rakyat. Dibalik tercapainya kemerdekaan Indonesia mereka sama-sama mengorbankan kehidupan pribadinya dan mengorbankan seluruh jiwa raga mereka. Dan sudah sepantasnya kaum pemuda di era modern melanjutkan pengorbanan para pejuang terdahulu dengan mengabdikan diri untuk bangsa dan negara, bukan malah jadi pemuda pengecut yanga hanya bisa menikmati kehidupannya, hanya mementingkan diri sendiri serta tdk memiliki jiwa sosial yg tinggi dan tidak memiliki kepedulian terhadap sesama berbangsa dan bernegara Indonesia. Sadarilah wahai para pemuda kita takkan merasakan hal yg sekarang kita rasakan tanpa mereka para pejuang bangsa yg rela mengorbankan seluruh waktu kehidupannya dan tdk mementingkan diri sendiri karena mereka memiliki komitmen bersama untuk membangun dunia yang lebih baik.
~goresan pena~
"Indonesia adalah bangsa yang religius. Para pendiri bangsa telah lama meletakkan kedudukan ketuhanan pada sila pertama dalam pancasila. Sudah sepantasnya upaya untuk membangun karakter bangsa dilakukan dengan menggunakan pendekatan Rabbani"
Sebuah keprihatinan kita alamatkan pada kenyataan bahwa bangsa ini berseteru dengan persoalan serius, yaitu lemahnya karakter bangsa,yang diduga merupakan salah satu penyebab utama dari berbagai penyakit kronis di antaranya, mementingkan diri sendiri, praktik korupsi, kegemaran berlaku curang, kerawanan sosial,serta budaya tidak taat aturan
Sumber info : Ahmad Heryawan
~goresan pena~ = Ahmad Heryawan & pemilik blog